Rabu, 16 November 2016

SASARAN



Sasaran SMP Satu Atap

Sasaran program pengembangan SD-SMP Satu Atap dengan dana dari APBN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini adalah SD negeri di daerah terpencil, terpencar dan terisolir yang memenuhi syarat berdasarkan hasil analisis dan verifikasi Dinas Pendidikan Propinsi atas usulan Disdik Kabupaten, serta ditetapkan oleh Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Ditjen Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan prioritas sasaran pada propinsi dan kabupaten dengan APK dibawah rata-rata nasional.

Selasa, 15 November 2016

TUJUAN



Tujuan SMP Satu Atap

Tujuan Umum dari program ini adalah mempercepat penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan meningkatkan mutu pendidikan dasar. Sedangkan tujuan khususnya adalah:
Memperluas layanan pendidikan dasar atau meningkatkan daya tampung SMP pada daerah terpencil, terpencar dan terisolir guna menunjang tercapainya penuntasan wajar pendidikan dasar 9 tahun. Mendekatkan SMP dengan SD pendukungnya, serta memberikan kesempatan dan peluang bagi anak untuk melanjutkan pendidikannya,
Meningkatkan partisipasi masyarakat.

Kamis, 25 Agustus 2016

Kegiatan Ketrampilan Membuat Aneka Kerajinan Tangan

KETRAMPILAN
SMP NEGERI 3 SATU ATAP KARANGJAMBU





PRODUK :
SAPU LANTAI GLAGAH, TEMPAT TISU,
GANTUNGAN KUNCI DAN TEMPAT ALAT TULIS




















DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PURBALINGGA
TAHUN 2016

SAPU LANTAI GLAGAH

Sapu lantai ini terbuat dari rumput glagah (Saccharum spontanum) yang biasa tumbuh di dataran tinggi. Di Purbalingga, glagah banyak tumbuh di areal Perhutani yang mencapai 900 hektare di Desa Jingkang dan danasari, sanguwatang, sirandu Kecamatan Karangjambu. Glagah yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman di bagian bunga dan batang. Bunga glagah yang telah kering dapat dirangkai menjadi mahkota sapu. Pembuatan mahkota sapu dilakukan dengan menjahitnya menggunakan benang nilon atau senar.
Kemunculan kerajinan sapu glagah di Purbalingga memiliki sejarah panjang. Sekitar tahun 1960-an, di Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari, muncul kerajinan sapu di rumah-rumah warga. Waktu itu, bahan baku utama masih berupa ijuk. Sekitar 1970 perajin mulai memakai bahan glagah. Selain lebih murah, glagah juga mudah didapat karena masa panen relatif singkat, yakni setahun sekali. Waktu itu bentuknya pun masih sederhana. Hanya mementingkan fungsinya, tanpa melihat nilai estetisnya. Saat ini paling tidak ada 20 model sapu glagah yang diproduksi para perajin. Sebut saja: sakuran, B1, B2, udang, SMS, jengki, lakop, rayung, dan kipas. Model itu berdasar anyaman tali yang mengikat sapu dengan batangnya. Selain itu glagah pun dibuat warnawarni dengan mencelupkannya ke dalam pewarna tekstil. Batang sapu  pun dibuat lebih kreatif seperti dibungkus dengan plastik mika warna-warni.
Bahan baku glagah sulit diperoleh Januari-Juli. Sebab, pada masa itu glagah tidak pada masa panen. Glagah baru dapat dipanen Agustus. Saat langka bahan baku, harga glagah melonjak hingga Rp 16.000/kg. Padahal saat panen hanya Rp 6.000/kg.
Sapu lantai merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga untuk membersihkan kotoran-kotoran yang berada di lantai. Hampir di setiap rumah atau kantor terdapat sapu lantai. Setiap rumah mempunyai satu atau dua bauh sapu. Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus bagi perkembangan sapu.
Saat ini industri sapu di daerah Purbalingga berkembang dengan sangat pesat. Hasil industri sapu ini tidak hanya dipasarkan di sekitar purbalingga tetapi sudah sampai ke luar daerah bahkan di ekspor ke luar negeri. Beragam jenis sapu yang dikembangkan di daerah purbalingga antara lain sapu miring sebelah (SMS), sapu totok.
Sebelum bunga glagah di buat sapu, glagah terlebih dahulu di jemur sampai kering, setelah kering glagah di bosok atau dipukul-pukul sehingga serbuk bunga pada glagah terpisah. Selanjutnya bunga di beset/ diambil bagian buangannya.
 




Untuk membuat sapu lantai dari glagah alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain :
  1. Glagah
Merupakan bunga dari pohon glagah yang tumbuh subur di daerah pegunungan. Tanaman ini merupakan tanaman musiman yang biasanya berbunga dari bulan juli sampai bulan september. Ada berbagai jenis glagah salah satunya adalah glagah arjuna. Sebelum digunakan untuk membuat sapu terlebih dahulu bunga glagah ini dijemur sampai kering, serta di buang bagian benang sarinya. Setelah itu bunga di pisahkan dar tangkai bunga (dibeset).
 







  1. Wligi
Wlingi merupakan sejenis rumput yang digunakan batangnya sebagai bahan kerajinan anyaman. Wling masih dalam klasifikasi kerajaan plantae dan mempunyai nama latin atau ilmiah Actinoscirpus grossus. Nama panggilan daerahnya pun cukup banyak, seperti : Blinge (Madura), Wlingian (jawa), Basiang (Batam) dan masih banyak yang lainnya. Wlingi ini digunakan untuk mempercantik anyaman sapu.








  1. Benang Sol
Digunakan untuk menganyam dan megikat sapu saupaya sapu kencang dan tidak mudah terlepas
  1. Benang Nilon
Benang nilon digunakan sebagai benang jahit untuk memperindah tampilan dari sapu dan supaya sapu dapat mengembang.
  1. Penjepit
Terbuat dari bambu, digunakan untuk mengembangkan sapu selama proses penjahitan.
  1. Kuda-kuda
Terbuat dari kayu, digunakan sebagai tempat benang supaya ikatan pada sapu menjadi kuat. Dan tempat menganyam.
  1. Pisau
Untuk memotong wligi, dan memotong ujung sapu serta meruncingkan tangkai sapu.
  1. Jarum
Terbuat dari besi. Digunakan untuk menjahit sapu.
  1. Tangkai sapu
Berasal dari jenis bambu “ancui” sebagai pegangan sapu. Tangkai sapu juga bisa dibuat dari bambu yang ukuran kecil.
Membuat sapu ini ada beberapa tahap yaitu
  1. Tahap menganyam glagah menggunakan wligi
Pada tahap ini wligi di potong menjadi beberapa bagian, kemudian diikat menggunakan benang yang telah dililitkan pada kuda-kuda. Ikatan wligi tersebut selanjutnya di bungkus menggunakan glagah dan diikat kembali, setelah itu pada bagia luar glagah diselipkan wligi-wligi dan diikat kembali, setiap ikatan dibungkus kembali menggunakan glagah dan setiap di bungkus glagah pada bagian luar diselipkan wligi. Begitu seterusnya sampai ukuran yang diperlukan. Anyamlah wligi-wligi tersebut dengan rapi sampai ukuran 3 jari orang dewasa.
 







  1. Tahap menjahit anyaman glagah
Setelah glagah di anyam menggunakan wligi selanjutnya dijahit menggunakan benang nilon. Sebelum dijahit terlebih dahulu di gapit dengan penggapit dan dikembangkan supaya sapu terlihat menggembang dan pada saat dijahit sapu terlihat rapi.
 




  1. Tahap memberikan tangkai sapu
Tahap sesuda dijahit adalah memberikan tangkai sapu. Tangkai sapu terlebih dahulu diruncingkan kemudaian ddimasukan pada sapu dengan di tekan sampai sapu kencang, kemudian diikat menggunakan wligi dan benang.
 








  1. Serta tahap pemotongan ujung sapu.
Pada tahap ini ujung sapu dipotong mengikuti jahitan pada sapu tersebut. Pada tahap ini dibutuhkan kecermatan dalam memotong. Alat yang digunakan pada tahap ini adalah golok/ pisau dengan ukuran besar dan meja potong.
 









Sapu lantai merupakan salah satu alat rumah tangga yang sangat dibutuhkan bagi setiap rumah. Sapu lantai ini merupakan sarana untuk membersihkan lingkungan atau rumah yang kotor sehingga tempat tinggal akan terasa nyaman dan terhindar dari berbagai penyakit.







TEMPAT TISU MAKAN

Alat dan bahan
1.        Kuda-kuda
2.        Pisau
3.        Gergaji
4.        Banang
5.        Wligi
6.        Glagah
7.        Bambu
Cara membuat :
Pertama-tama potong bambu dengan ukuran 21 cm, kemudian beri lubang pada bagian tengah bambu kira-kira dengan panjang lubang 10 cm dan lebar 5 cm. Setelah itu bersihkan bagian bambu sehingga tidak ada serbuk-serbuk bambu yang menempel pada dinding bagian dalam bambu.
Bambu yang sudah dibersihkan kemudian kita anyam dengan menggunakan wligi dan benang sol yang ada pada kuda-kuda sampai bagian seluruh bambu terbungkus dengan anyaman wligi dan bagian tengah pada bambu bagian samping dan bawah diberi glagah. Setelah terbungkus dengan rapi bagian kanan dan kiri bambu kemudian diikat kencang pada setiap sisinya.
 


















GANTUNGAN KUNCI
Alat dan bahan
  1. Kuda-kuda
  2. Pisau/gunting
  3. Benang
  4. Wligi
  5. Glagah
  6. Ring gantungan
  7. Lidi

Cara membuat :
Seperti halnya membuat sapu lantai biasa hanya saja ini dalam bentuk dan ukuran yang kecil. Hal yang dilakukan pertama adalah memilih bunga glagah yang beraneka warna kemudian kita bagi menjadi beberapa bagian. Setelah itu kita anyam menggunakan wligi dan benang ada pada kuda-kuda lakukan prosesi ini seperti membuat sapu biasa. Setelah dianyam kemudian kita beri bagian ujung tangkai kita masukan lidi dengan ukuran yang kita hendaki dan kita sisipkan tempat untuk kita masukan ring gantungan setelah selesai kita kunci dengan ikatan yang kuat. Bedanya dengan membuat sapu. Pada proses membuat gantungan kunci tidak kita jahit bagian glagahnnya.
 

















TEMPAT ALAT TULIS
Alat dan bahan :
  1. Kuda-kuda
  2. Gergajih
  3. Wlingi
  4. Benang
  5. Pisau atau gunting

Cara membuat :
Pertama kita potong bamboo dengan ukuran 12 cm, kemudian bersihkan bagian dalam sehingga tidak ada serbuk-serbuk halus. Kemudian kita anyam menggunakan wlingi dan benang yang ada pada kuda-kuda. Kita anyam menyeluruh sehingga bagian luar bamboo tertutup dengan rapi. Kita anyam sesuai dengan selera kita masing-masing. Dianyam dimulai dari bagian atas sampai kebawah. Setelah selesai semua sampai bagian bawah, wlingi kita rapikan/ kita potong.