KETRAMPILAN
PRODUK :
SAPU LANTAI GLAGAH, TEMPAT TISU,
GANTUNGAN KUNCI DAN TEMPAT ALAT
TULIS
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN
PURBALINGGA
TAHUN 2016
SAPU LANTAI GLAGAH
Sapu lantai ini terbuat dari rumput glagah (Saccharum
spontanum) yang biasa tumbuh di dataran tinggi. Di Purbalingga, glagah banyak
tumbuh di areal Perhutani yang mencapai 900 hektare di Desa Jingkang dan
danasari, sanguwatang, sirandu Kecamatan Karangjambu. Glagah yang dapat dimanfaatkan
adalah tanaman di bagian bunga dan batang. Bunga glagah yang telah kering dapat
dirangkai menjadi mahkota sapu. Pembuatan mahkota sapu dilakukan dengan
menjahitnya menggunakan benang nilon atau senar.
Kemunculan kerajinan sapu glagah di Purbalingga
memiliki sejarah panjang. Sekitar tahun 1960-an, di Desa Kajongan,
Kecamatan Bojongsari, muncul kerajinan sapu di rumah-rumah warga. Waktu itu,
bahan baku utama masih berupa ijuk. Sekitar 1970 perajin mulai memakai bahan
glagah. Selain lebih murah, glagah juga mudah didapat karena masa panen relatif
singkat, yakni setahun sekali. Waktu itu bentuknya pun masih sederhana. Hanya
mementingkan fungsinya, tanpa melihat nilai estetisnya. Saat ini paling tidak
ada 20 model sapu glagah yang diproduksi para perajin. Sebut saja: sakuran, B1,
B2, udang, SMS, jengki, lakop, rayung, dan kipas. Model itu berdasar anyaman
tali yang mengikat sapu dengan batangnya. Selain itu glagah pun dibuat
warnawarni dengan mencelupkannya ke dalam pewarna tekstil. Batang sapu pun dibuat lebih kreatif seperti dibungkus
dengan plastik mika warna-warni.
Bahan baku glagah sulit diperoleh Januari-Juli. Sebab,
pada masa itu glagah tidak pada masa panen. Glagah baru dapat dipanen Agustus.
Saat langka bahan baku, harga glagah melonjak hingga Rp 16.000/kg. Padahal saat
panen hanya Rp 6.000/kg.
Sapu lantai merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga
untuk membersihkan kotoran-kotoran yang berada di lantai. Hampir di setiap
rumah atau kantor terdapat sapu lantai. Setiap rumah mempunyai satu atau dua
bauh sapu. Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus bagi perkembangan sapu.
Saat ini industri sapu di daerah Purbalingga berkembang
dengan sangat pesat. Hasil industri sapu ini tidak hanya dipasarkan di sekitar
purbalingga tetapi sudah sampai ke luar daerah bahkan di ekspor ke luar negeri.
Beragam jenis sapu yang dikembangkan di daerah purbalingga antara lain sapu
miring sebelah (SMS), sapu totok.
Sebelum bunga glagah di buat sapu, glagah terlebih dahulu
di jemur sampai kering, setelah kering glagah di bosok atau dipukul-pukul
sehingga serbuk bunga pada glagah terpisah. Selanjutnya bunga di beset/ diambil
bagian buangannya.
Untuk membuat sapu lantai dari glagah alat dan bahan yang
dibutuhkan antara lain :
- Glagah
Merupakan
bunga dari pohon glagah yang tumbuh subur di daerah pegunungan. Tanaman ini
merupakan tanaman musiman yang biasanya berbunga dari bulan juli sampai bulan
september. Ada berbagai jenis glagah salah satunya adalah glagah arjuna.
Sebelum digunakan untuk membuat sapu terlebih dahulu bunga glagah ini dijemur
sampai kering, serta di buang bagian benang sarinya. Setelah itu bunga di
pisahkan dar tangkai bunga (dibeset).
- Wligi
Wlingi
merupakan sejenis rumput yang digunakan batangnya sebagai bahan kerajinan
anyaman. Wling masih dalam klasifikasi kerajaan plantae dan mempunyai nama
latin atau ilmiah Actinoscirpus grossus. Nama panggilan daerahnya pun
cukup banyak, seperti : Blinge (Madura), Wlingian (jawa), Basiang (Batam) dan
masih banyak yang lainnya. Wlingi ini digunakan untuk mempercantik anyaman
sapu.
- Benang
Sol
Digunakan
untuk menganyam dan megikat sapu saupaya sapu kencang dan tidak mudah terlepas
- Benang
Nilon
Benang
nilon digunakan sebagai benang jahit untuk memperindah tampilan dari sapu dan
supaya sapu dapat mengembang.
- Penjepit
Terbuat
dari bambu, digunakan untuk mengembangkan sapu selama proses penjahitan.
- Kuda-kuda
Terbuat
dari kayu, digunakan sebagai tempat benang supaya ikatan pada sapu menjadi
kuat. Dan tempat menganyam.
- Pisau
Untuk
memotong wligi, dan memotong ujung sapu serta meruncingkan tangkai sapu.
- Jarum
Terbuat
dari besi. Digunakan untuk menjahit sapu.
- Tangkai
sapu
Berasal
dari jenis bambu “ancui” sebagai pegangan sapu. Tangkai sapu juga bisa dibuat
dari bambu yang ukuran kecil.
Membuat sapu ini ada beberapa tahap yaitu
- Tahap
menganyam glagah menggunakan wligi
Pada
tahap ini wligi di potong menjadi beberapa bagian, kemudian diikat menggunakan
benang yang telah dililitkan pada kuda-kuda. Ikatan wligi tersebut selanjutnya
di bungkus menggunakan glagah dan diikat kembali, setelah itu pada bagia luar
glagah diselipkan wligi-wligi dan diikat kembali, setiap ikatan dibungkus
kembali menggunakan glagah dan setiap di bungkus glagah pada bagian luar
diselipkan wligi. Begitu seterusnya sampai ukuran yang diperlukan. Anyamlah
wligi-wligi tersebut dengan rapi sampai ukuran 3 jari orang dewasa.
- Tahap
menjahit anyaman glagah
Setelah
glagah di anyam menggunakan wligi selanjutnya dijahit menggunakan benang nilon.
Sebelum dijahit terlebih dahulu di gapit dengan penggapit dan dikembangkan
supaya sapu terlihat menggembang dan pada saat dijahit sapu terlihat rapi.
- Tahap
memberikan tangkai sapu
Tahap
sesuda dijahit adalah memberikan tangkai sapu. Tangkai sapu terlebih dahulu
diruncingkan kemudaian ddimasukan pada sapu dengan di tekan sampai sapu
kencang, kemudian diikat menggunakan wligi dan benang.
- Serta
tahap pemotongan ujung sapu.
Pada
tahap ini ujung sapu dipotong mengikuti jahitan pada sapu tersebut. Pada tahap
ini dibutuhkan kecermatan dalam memotong. Alat yang digunakan pada tahap ini
adalah golok/ pisau dengan ukuran besar dan meja potong.
Sapu lantai merupakan salah satu alat rumah tangga yang
sangat dibutuhkan bagi setiap rumah. Sapu lantai ini merupakan sarana untuk
membersihkan lingkungan atau rumah yang kotor sehingga tempat tinggal akan
terasa nyaman dan terhindar dari berbagai penyakit.
TEMPAT TISU MAKAN
Alat dan bahan
1.
Kuda-kuda
2.
Pisau
3.
Gergaji
4.
Banang
5.
Wligi
6.
Glagah
7.
Bambu
Cara membuat :
Pertama-tama potong bambu dengan ukuran 21 cm, kemudian
beri lubang pada bagian tengah bambu kira-kira dengan panjang lubang 10 cm dan
lebar 5 cm. Setelah itu bersihkan bagian bambu sehingga tidak ada serbuk-serbuk
bambu yang menempel pada dinding bagian dalam bambu.
Bambu yang sudah dibersihkan kemudian kita anyam dengan
menggunakan wligi dan benang sol yang ada pada kuda-kuda sampai bagian seluruh
bambu terbungkus dengan anyaman wligi dan bagian tengah pada bambu bagian
samping dan bawah diberi glagah. Setelah terbungkus dengan rapi bagian kanan
dan kiri bambu kemudian diikat kencang pada setiap sisinya.
GANTUNGAN KUNCI
Alat dan bahan
- Kuda-kuda
- Pisau/gunting
- Benang
- Wligi
- Glagah
- Ring gantungan
- Lidi
Cara membuat :
Seperti halnya membuat sapu lantai biasa hanya saja ini
dalam bentuk dan ukuran yang kecil. Hal yang dilakukan pertama adalah memilih
bunga glagah yang beraneka warna kemudian kita bagi menjadi beberapa bagian.
Setelah itu kita anyam menggunakan wligi dan benang ada pada kuda-kuda lakukan
prosesi ini seperti membuat sapu biasa. Setelah dianyam kemudian kita beri
bagian ujung tangkai kita masukan lidi dengan ukuran yang kita hendaki dan kita
sisipkan tempat untuk kita masukan ring gantungan setelah selesai kita kunci
dengan ikatan yang kuat. Bedanya dengan membuat sapu. Pada proses membuat
gantungan kunci tidak kita jahit bagian glagahnnya.
TEMPAT ALAT TULIS
Alat dan bahan :
- Kuda-kuda
- Gergajih
- Wlingi
- Benang
- Pisau
atau gunting
Cara membuat :
Pertama
kita potong bamboo dengan ukuran 12 cm, kemudian bersihkan bagian dalam
sehingga tidak ada serbuk-serbuk halus. Kemudian kita anyam menggunakan wlingi
dan benang yang ada pada kuda-kuda. Kita anyam menyeluruh sehingga bagian luar
bamboo tertutup dengan rapi. Kita anyam sesuai dengan selera kita masing-masing.
Dianyam dimulai dari bagian atas sampai kebawah. Setelah selesai semua sampai
bagian bawah, wlingi kita rapikan/ kita potong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar